Apa yang Kita Harapkan dari Obama?

Euforia kemenangan Obama menyelmuti seluruh dunia, tak terkecuali di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia. Masyarakat di negeri ini begitu suka cita menyambut kemenangan Obama sebagai orang nomor satu di Amerika, termasuk para santri di beberapa pesantren di Indonesia. Anak-anak, remaja dan orang tua mengelu-elukan Obama. Padahal mereka kenal pun tidak.
Entah apa yang membuat sebagian besar (?) masyarakat kita begitu bangga dengan terpilihnya Obama menjadi presiden AS. Barangkali karena adanya sedikit ikatan emosional, karena dia pernah tinggal di Menteng, sehingga banyak orang merasa bangga bahwa yang jadi presiden Amerika dulu tinggalnya di Indonesia. Mereka berharap agar Obama bisa merubah wajah dunia dan Amerika khususnya menjadi lebih santun, tidak arogan dan terutama bisa menjalin hubungan yang lebih baik dengan dunia Islam. Wabil khusus lagi bisa menghentikan arogansi Israel terhadap Palestina.
Kenyataannya? Ternyata Obama tidak jauh berbeda dengan para pendahulunya. Dia tetap mendukung langkah Israel dan terkesan sangat melindungi. Lihat saja pidatonya yang antara lain menyatakan:
“komitmen Amerika adalah melindungi kedaulatan Israel”
“Kedaulatan Israel tidak dapat diganggu gugat”
dan juga pidotonya yang menyalahkan Hamas karena menembakkan roket ke Israel.
Entah apa alasan Obama tetap mendukung Israel alias si Yahudi itu. Tapi kabar yang beredar menyatakan bahwa dana kampanye Obama banyak berasal dari kalangan Yahudi, sehingga dia tidak berani macam-macam dengan Yahudi.
Jadi masihkah kita berharap Obama akan bisa mengubah nasib ummat Islam di Palestina?
Kalau menurut saya, sebaiknya kita tidak usah banyak berharap. Yang bisa membesarkan dan mengubah nasib ummat Islam, adalah ummat Islam sendiri. Jangan mengandalkan orang lain untuk merubah nasib kita. Ingat pesan Allah Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 51.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.”
Dan juga peringatan Allah akan begitu bencinya orang Yahudi kepada kita, juga dalam surat al-Maidah ayat 82.

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”

Tulisan ini tidak bermaksud untuk meminta orang membenci Obama ataupun kelompok etnis dan agama tertentu. Sebab Islam tidak menganjurkan demikian. Bahkan Rasulullah pun pernah meminta Sahabatnya Zaid, untuk belajar baca tulis kepada orang Yahudi. Tulisan ini lebih ditujukan pada ajakan bagi umat Islam dimanapun berada untuk lebih meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup dalam segala bidang. Sehingga orang lain (baca: ummat agama lain) akan memperlakukan kita dengan lebih baik, lebih hormat dan tidak dipandang sebelah mata. Kita juga bisa berdiri dan berjalan kemanapun dengan kepala tegak.
.

0 komentar:

Posting Komentar