Amar Ma'ruf Nahi Munkar dan Bencana di Sekitar Kita

Salah satu kewajiban dalam Islam adalah Amar Ma'ruf Nahi Munkar atau mengajak orang lain untuk melakukan kebajikan dan melarang orang untuk melakukan keburukan. Dalam al-Qur'an maupun hadis, masalah ini banyak disinggung. Misalnya dalam dalam surat at-Taubah ayat 81 disebutkan bahwa orang-orang mukminin dan mukminat sebagian mereka adalah penolong untuk sebagian yang lain dan mereka memerintahkan untuk berbuat kebajian (amar ma'ruf) dan melarang untuk berbuat kemungkaran (nahi munkar)….mereka itulah orang-orang yang akan dikasihi oleh Allah…"

Layaknya kewajiban yang lain, tentu ada konsekwensinya ketika dilakukan ataupun ditinggalkan. Dalam pandangan islam makna 'wajib' sendiri sudah jelas, yaitu sesuatu yang jika dikerjakan akan mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Namun yang perlu kita perhatikan adalah bahwa pahala dan dosa itu bisa berupa sesuatu yang nyata di dunia. Dengan kata lain, pahala bisa berupa nikmat yang kita rasakan, sedangkan dosa bisa berupa bencana yang menimpa kita.


Sekarang mari kita ambil contoh kecil di lingkungan kita. Ketika musim hujan tiba, satu hal yang harus kita perhatikan adalah lingkungan sekitar. Barang-barang yang mungkin bisa menampung air dan digunakan oleh nyamuk untuk bertelur, harus kita bersihkan atau kita tutup atau kubur. Anda sekeluarga sadar akan hal itu. Bahkan anda rajin menguras kamar mandi anda 3 x seminggu. Tapi anda tidak mengajak tetangga anda untuk melakukan hal yang sama. Bahkan terhadap tetangga anda yang paling dekat dan nampaknya tidak begitu peduli dengan kebersihan lingkungan rumahnya.

Jika kemudian di kamar mandi tetangga anda ternyata terdapat jentik nyamuk dan akhirnya menjadi nyamuk beneran, mungkinkah nyamuk tersebut hanya akan berkeliaran di rumah tersebut? Tentu bisa ya bisa tidak. Tapi kemungkinannya adalah nyamuk tetangga bisa juga masuk ke rumah anda.

Maka tidak mengherankan jika ada peristiwa dimana seseorang terserang Demam Berdarah (DB), ketika ditelusuri ternyata dari keluarga kaya, rumahnya dan lingkungan sekitar rumahnya sendiri sangat bersih. Tapi tetangganya ternyata begitu kumuh, dan dia tidak peduli.

Ini sesuai dengan apa yang disampaikan Nabi, "sesungguhnya manusia jika melihat kemungkaran lalu mereka tidak merubahnya, maka Allah akan meratakan siksa (bencana) bagi mereka"

Dalam skala yang lebih besar, barangkali kita bisa mengambil pelajaran dari banjir yang terjadi di Bogor dan Jakarta. Ini bisa jadi juga karena banyak orang yang sudah tidak mau melakukan amar ma'ruf nahi munkar. Misalnya lihat orang buang sampah di sungai anda diam saja, meski anda sendiri tidak melakukannya. Tapi yang anda lihat ada sesuatu yang munkar dan harus dicegah. Jika tidak dilakukan, maka bukan hanya mereka yang membuang sampah yang kena banjir, tapi mereka yang tidak ikut membuang tapi membiarkan hal itu terjadi.

Di Bogor, biasanya kota ini hanya untuk lewat air yang turun sampai Jakarta. Tapi yang terjadi kemarin air yang lewat cukup besar (banjir). Bahkan sampai menelan korban jiwa. Ini karena banyaknya daerah resapan air di sana yang didirikan bangunan. Karena yang melihat atau yang berwenang membiarkan hal itu, bencanalah yang akhirnya kita dapat.

Maka marilah, meski sedikit dan hanya menyangkut hal-hal kecil, kita laksanakan kewajiban kita yaitu Amar Ma'ruf Nahi Munkar.
.

0 komentar:

Posting Komentar