Mari didik anak kita dengan benar


Bagi anda yang sudah menikah dan punya anak, barangkali tulisan ini bisa menjadi salah satu korektor dari tindakan yang telah kita lakukan dalam mendidik anak kita. Sedangkan bagi anda yang belum menikah (dan semoga belum punya anak), mungkin bisa jadi bahan diskusi bagi kita.

Bagi kebanyakan orang, menjadi orang tua adalah sebuah proses yang datang begitu saja. Tiba-tiba saja kita menikah, dan tiba-tiba sudah ada anak. Padahal berpikir untuk menjadi orang tua yang baikpun belum dilakukan. Bagaimana kelak akan mendidik anak-anaknya belum dipersiapkan. Padahal madrasah pertama seorang anak adalah keluarga. Karena itu tidaklah aneh jika dalam mendidik anak terkadang kita banyak melakukan kesalahan. Apa saja itu? diantaranya adalah mengikuti pola negatif dalam berinteraksi dengan anak. Pola-pola negatif itu antara lain :

1. Sikap diktator

Sikap menentang dan menolak semua keinginan anakdan mengharuskan anak melakukan apa yang dikehendaki orang tua. Sikap ini juga berarti sikap keras dalam berinteraksi dengan anak. Orang tua menekankan tugas dan tanggungjawab di luar kemampuan anak dengan perintah dan larangan yang tidak bisa ditolak, diiringi dengan celaan dan hukuman bila anak tidak bisa memenuhinya. Kritik dan celaan begitu sering tertuju pada anak disertai dengan sikap membesar-besarkan kesalahan anak.
Orang tua yang menerapkan pola ini biasanya adalah orang tua yang tertutup. Dia terlalu yakin bahwa apa yang dilakukannya adalah semata-mata karena niat baik dan tanggungjawabnya untuk menyiapkan anak menghadapi masa depan.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari pola ini adalah anak akan menjauh dari kehidupan sosial, harga dirinya rusak dan merasa memiliki banyak kekurangan dan tidak memiliki rasa percaya diri. Dia juga terus melakukan pembangkangan sebagai upaya menutupi ketakutan dan kecemasan dalam dirinya.

2. Overprotektif dan memanjakan

Tipe seperti ini umumnya tampak dari sikap orang tua yang selalu memanjakan anak, memberikan semua keinginan dan bahkan melakukan semua tugas dan kewajiban anak. Tipe ini sebenarnya sama dengan tipe sebelumnya, sama-sama merampas kebebasan anak. Orang tua seolah tidak memberi kebebasan kepada anak untuk beraktifitas.
Dampak buruknya bagi anak adalah dia tidak akan sanggup menghadapi rintangan yang dihadapi. Ia akan menjadi orang yang takut untuk mengemban sebuah tanggungjawab, tidak memiliki kepercayaan diri dan tidak bisa mengambil keputusan ketika dihadapkan kepada suatu permasalahan. Anak tidak punya kemadirian dan tidak mampu menjalankan aktititasnya tanpa bantuan orang lain.

3. Sikap permisif

Membiarkan anak berperilaku sesukanya. Ini sama dengan tidak peduli. Anak mau melakukan apa saja dibiarkan. Tanpa pengawasan, tanpa motivasi, teguran dan koreksi. Tidak ada ganjaran dan pujian. Orang tua masa bodoh dengan pemenuhan kebutuhan anak, bbaik fisik maupun psikis. Tidak ada motivasi disaat anak putus asa.

4. Sikap inkonsisten

Ini adalah sikap yang paling berbahaya bagi anak. Kadang anak mendapatkan pujian atau hadiah atas suatu perbuatan, tapi kadang juga mendapat hukuman atas perbuatan yang sama. Kadang keinginan anak dipenuhi, tapi kadang ditolak habis-habisan. Anak jadi tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah.
Akibatnya anak menjadi bingung dalam merespon orang tua, sehingga dia selalu gelisah dan tidak bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk. Anak juga tidak bisa konsisten atas suatu nilai dan tidak memiliki emosi yang stabil.

Semoga kita bisa menjadi orang tua yang baik dan benar bagi anak-anak kita. Amin.
(disarikan dari bhakti)
READ MORE » Mari didik anak kita dengan benar